Apatis
Windy Ekananda Putri
Penyair tumbuh subur
Penulis bertutur lebur
Aktor bertemmpur
Koki menyayur
Ayam bertelur bahkan
Daun gugur
Dan pemuda itu
mendengkur.
Utawut
Windy Ekananda Putri
Mata gendut, dahi
mengkerut
Bibir cemberut, tingkah
carut-marut
Dalam benak serabut
Tak akan, tak mau, tak
bisa dicabut.
10-04-15
Main Kaca
Windy Ekananda Putri
Terus saja menjaga,
berpura-pura yakinlah
Toh porslen itu ringkih
Lima jari tak cukup kuat
menahannya. Menyerah saja
10-04-15
Bunyi siapa
Windy Ekananda Putri
Daiat ramai sekali
Bulat sempurna, kuning berkedip
Genit. Tak jua di bawah sini
Balkon atau jalan tol
Tak. Ada gerak hanya sekali
Tak. Ada angin hanya secuil
Tak. Ada aroma itu setitik.
Tak
Tak. Tak. Tak. Hanya itu
bergema
10-04-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar